Oleh Prof. DR. KH. Miftah Faridl

Ibadah Haji merupakan ibadah yang istimewa. Istimewa karena waktu pelaksanaannya ditentukan secara ketat dan tempat pelaksanaanya pun ditentukan secara ketat pula. Konsekuensi dari penentuan tempat pelaksanaan haji secara ketat ini adalah pembatasan jumlah jamaah haji dan menumpuknya jamaah haji pada musim haji tersebut di tanah Suci Makkah dan Madinah.

Suasana penumpukkan jamaah dengan latar belakang budaya yang bermacam-macam sering mengakibatkan situasi yang mengharuskan jamaah untuk ekstra sabar, ekstra toleransi dan ekstra pemaaf.

Suasana hiruk pikuknya manusia di sekitar pelaksanaan ibadah haji tersebut, sering-sering melahirkan pengalaman-pengalaman yang aneh, ganjil dan sarat dengan hikmah. Dan kalau seseorang mampu menyikapinya dengan penuh kearifan serta kepasrahan, hal tersebut sering-sering membuahkan pengalaman yang mengesankan, sehingga orang menjadi ketagihan ingin kembali menunaikan ibadah haji. Pengalaman ibadah haji memang sarat dengan pengalaman spiritual yang mengesankan.
Setiap orang yang baru kembali dari Tanah Suci selalu ada cerita tentang pengalaman pribadi yang diingatnya. Pengalaman pribadi tersebut dapat bermanfaat bagi mereka yang akan menunaikan ibadah haji sebagai tambahan informasi dan sekaligus sebagai bekal spiritual yang mungkin tidak tersentuh secara langsung dalam kajian Fiqih Haji.
Saudara Ir. H. Sunaryo Broto mengungkapkan pengalaman pribadi ibadah hajinya dalam buku Catatan Haji, Sebuah hati. Buku ini baik dan Insya Allah bermanfaat untuk dibaca oleh mereka yang akan menunaikan ibadah haji, bahkan juga bagi mereka yang pernah menunaikannya.

Penulis buku ini mengajak para pembaca untuk berada dalam suasana kehidupan jamaah haji selama di Tanah Suci, baik selama dalam prosesi pelaksanaan ibadah tersebut tanggal 8 s.d. 13 Dzulhijjah maupun suasana di tanah suci sebelum dan sesudah pelaksanaan haji.

Ibadah haji memang mengesankan, ni’mat beribadah, do’a dikabulkan, sadar akan kekurangan dan kelemahan diri, serta ada tekad untuk menjadi hamba Nya yang mencintai Nya dan dicintai Nya.