PROF. DR. H. MIFTAH FARIDL

Rosulullah SAW berpesan “berkatalah yang benar dan baik atau tidak berkata apa-apa”

Lidah adalah salah satu anggota badan yang banyak menentukan dan sekaligus mencerminkan kualitas moral dan keimanan seseorang.

Nabi berpesan ada 2 anggota badan yang menyebabkan manusia celaka dan masuk neraka yaitu Farz/kemaluan dan lisan /lidah.

Dengan lidah seseorang bisa mendapat kemuliaan dan dengan lidah pula seseorang mendapat kehinaan

Banyak pemimpin yang di hormati dan di kagumi rakyatnya karena ucapan-ucapanya, tidak sedikit juga pemimpin yang di benci rakyatnya karena ucapan-ucapannya.

Kemuliaan seseorang dan kehinaanya banyak di tentukan oleh ucapan-ucapannya

Tentang ucapan yang paling baik, Al-Qur’an menyatakan siapa lagi orang yang paling baik ucapanya lebih dari orang yang selalu mengajak taat kepada Allah.

Masih ucapan yang baik nabi mengajarkan bahwa orang yang wafat dengan predikat Husnul Khotimah antara lain apa bila pada saat di cabut nyawanya lidahnya sedang banyak menyebut nama Allah. Maka ada ajaran tentang talkin untuk mereka yang di duga sedang dekat dengan syakaratul maut.

Rosul SAW berpesan “kendalikan Lidahmu kearah kebaikan sebab dengan itu kamu dapat mengalahkan syaitan”

Lukmannul Hakim di tanya tentang amal yang dapat mengangkat derajat kemulian seseorang, beliau menjawab “bicara yang benar, jujur melaksanakan amanah dan tinggalkan perbuatan/perkataan yang tidak bermanfaat”

Beberapa pujangga dari berbagai negara memberikan kalimat-kalimat bijak tentang lidah sebagai berikut  :

–          Raja Kisra “saya tidak menyesal terhadap apa yang belum ucapkan, tetapi saya bisa menyesal atas apa yang terlanjur saya ucapkan”

–          Pujangga cina  “selama saya belum melepas kata-kata maka tetap saya yang menguasainya, tetapi kalau saya sudah melepas kata kata maka ia memiliki saya”.

–          Kaisar Romawi : “saya lebih mudah menahan apa yang belum saya ucapkan dari pada mengembalikan apa apa yang saya ucapkan”

Semakin banyak berbicara bisa semakin banyak berbuat salah, kecuali kalau isi pembicaraannya sesuai dengan Al Qur’an atau as sunah “seseorang yang menyatakan sesuatu yang belum jelas baginya, maka ia akan terlempar di neraka  sejauh timur dan barat” HR Muslim.

“Orang yang paling banyak dosanya pada hari kiamat nanti, adalah mereka yang paling banyak membicarakan sesuatu yang bathil” (HR Abi Dunnya)

“Barang siapa yang banyak bicaranya pasti banyak kesalahannya, orang yang banyak kesalahannya banyak dosanya dan barang siapa yang banyak dosanya maka nerakalah yang paling utama baginya …” (HR Abu Na’im)

“Amalan yang paling dicintai oleh Allah ialah menjaga lidah” (HR. Baihaqi).

“Iman seseorang tidak akan Istiqomah kecuali jika hatinya istiqomah, hati tidak akan istiqomah kecuali jika lisannya istiqomah” HR Amad

Ilmu itu perhiasan, diam itu keselamatan, jika engkau berkata janganlah banyak-banyak.

Menyesal karena diam hanyalah satu kali, menyesal karena berbicara bisa berkali-kali.

Seseorang bisa mati karena tergelincir lidah, dan tidak ada orang yang mati karena tergelincir kaki.

Diam itu ibadah tanpa susah, perhiasan tanpa  berhias, kehebatan tanpa kedudukan, kemulian tanpa jabatan, diam itu benteng tanpa pagar, kekayaan tanpa minta bantuan, diam itu penutup segala aib, istirahat bagi Roqib dan Atid.