MENAKAR KETAQWAAN
Oleh : PROF. DR. H. MIFTAH FARIDL
Bismillahirrahmanirrahim.,
Mengakhiri Romadlon adalah berarti mengawali tugas yang baru sebagai tindak lanjut dari saum Romadlon. Sebab keberhasilan ibadah saum tidak hanya dinilai ketika proses saum itu berlangsung, tapi juga harus dinilai setelah saum berakhir yaitu sekarang dan hari-hari yang akan datang. Keberhasilan ibadah saum adalah ketaqwaan kita kepada Allah SWT. Taqwa adalah indikator keberhasilan saum.
Allah SWT berfiman dalam Q.S. Al Baqarah:183
“Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu AGAR KAMU BERTAQWA”.
Perintah saum dalam Q.S. Al Baqarah:183 tersebut disertai dengan pernyataan tentang harapan dengan dilaksanakannya saum itu orang yang berpuasa menjadi manusia yang bertaqwa kepada Allah SWT. Seperti halnya Allah mewajibkan manusia agar istiqomah (konsisten) mengikuti, mematuhi jalan yang lurus agar mereka menjadi orang yang bertaqwa.
Al-An’am Ayat : 153
“dan bahwa (yang Kami perintahkan ini) adalah jalanKu yang lurus, maka ikutilah dia, dan janganlah kamu mengikuti jalan-jalan (yang lain), karena pilar jalan itu mencerai beraikan kamu dari jalan-Nya, yang demikian itu diperintahkan Allah kepada-Mu agar kamu bertaqwa.
Al-A’raf Ayat : 171
“Peganglah dengan teguh apa yang telah Kami berikan kepadamu, serta ingatlah selalu (amalkanlah) apa yang tersebut di dalamnya SUPAYA KAMU MENJADI ORANG YANG BERTAQWA”.
Ratusan kali Al Qur’an menyebut kata-kata taqwa dengan berbagai redaksi. Perintah untuk bertaqwa kepada Allah dinyatakan antara lain dalam Q.S. Ali Imran:102, Al Hasyr:18. Para ulama sepakat agar pesan atau wasiat taqwa itu dinyatakan secara eksplisit oleh setiap Khatib dalam setiap khutbah jum’at, wasiat taqwa menjadi bagian dari rukun khutbah jum’at.
Ali Imran Ayat : 102
“Hai orang-orang yang beriman, BERTAQWALAH KEPADA ALLAH sebenar-benar takwa kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan beragama Islam”.
Al-Hasyr Ayat : 18
Hai orang-orang yang beriman, BERTAQWALAH KEPADA ALLAH dan hendaklah setiap diri “memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan”.
Taqwa kepada Allah SWT dapat melahirkan rasa syukur Ali Imran:123, melahirkan kasih sayang Al An’am:155, melahirkan kebahagiaan Ali Imran:130, 200.
Ali Imran Ayat : 123
“Karena itu bertakwalah kepada Allah, supaya kamu mensyukuri-Nya”.
Al-An’am Ayat : 155
“Maka ikutilah dia dan bertakwalah agar kamu diberi rahmat”.
Ali Imran Ayat : 130
“bertakwalah kamu kepada Allah supaya kamu mendapat keberuntungan”.
Ali Imran Ayat : 200
“bertakwalah kepada Allah, supaya kamu beruntung”.
Orang taqwa adalah orang yang paling mulia di sisi Allah – Al Hujurat: 13.
“Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling taqwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal”.
Bekal yang paling baik adalah bekal taqwa – Al Baqarah:197.
“Berbekallah, dan sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah takwa dan bertakwalah kepada-Ku hai orang-orang yang berakal”.
Taqwa adalah ’amalan yang paling unggul dan paling utama Al Imran:186.
“Jika kamu bersabar dan bertakwa, maka sesungguhnya yang demikian itu termasuk urusan yang patut diutamakan”.
Pakaian yang terbaik bagi seorang muslim adalah taqwa Al ’Araf :26.
“Dan pakaian takwa itulah yang paling baik.
Sejumlah janji dari Allah SWT diperuntukkan untuk orang-orang yang bertaqwa kepada-Nya.
Diantara Janji-janji Allah bagi orang-orang yang taqwa itu:
1. Barokah – Al ’Araf 96.
“Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya”.
2. Matsubah (pahala besar) – Al Baqarah 103.
“Sesungguhnya kalau mereka beriman dan bertakwa, (niscaya mereka akan mendapat pahala), dan sesungguhnya pahala dari sisi Allah adalah lebih baik, kalau mereka mengetahui. Ketidak sopanan orang-orang Yahudi terhadap Nabi dan sahabat-sahabatnya”.
3. Terpelihara dari tipu daya orang-orang jahat – Al Imran 120.
“Jika kamu bersabar dan bertakwa, niscaya tipu daya mereka sedikitpun tidak mendatangkan kemudharatan kepadamu. Sesungguhnya Allah mengetahui segala apa yang mereka kerjakan”.
4. Furqana (petunjuk yang dapat memisahkan yang baik dan yang buruk) dan penghapusan dosa – Al Anfal 29.
“Hai orang-orang beriman, jika kamu bertaqwa kepada ALlah, Kami akan memberikan kepadamu Furqaan. Dan kami akan jauhkan dirimu dari kesalahan-kesalahanmu, dan mengampuni (dosa-dosa)mu. Dan Allah mempunyai karunia yang besar”.
5. Mahroja – jalan keluar dari berbagai kesulitan – Ath-Thalaaq 2.
“Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar”.
6. Al Yusro – kemudahan dari berbagai kesulitan.
Ath-Thalaaq Ayat : 4
“Dan barang siapa yang bertakwa kepada Allah, niscaya Allah menjadikan baginya kemudahan dalam urusannya.
Al-Lail Ayat : 5 – 7
“Adapun orang yang memberikan (hartanya di jalan Allah) dan bertakwa, dan membenarkan adanya pahala yang terbaik (syurga), maka Kami kelak akan menyiapkan baginya jalan yang mudah”.
7. Rizki tanpa sulit – Ath-Talaaq 3.
“Dan memberinya (orang yang taqwa) rezki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. Dan barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya.
8. Al Busyro (kebahagiaan) – Yunus 64.
“Bagi mereka yang bertaqwa berita gembira di dalam kehidupan di dunia dan (dalam kehidupan} di akhirat. Tidak ada perobahan bagi kalimat-kalimat (janji-janji) Allah. Yang demikian itu adalah kemenangan yang besar”.
9. Disertai Allah – dimanapun dan kemanapun dia pergi. An-Nahl:128.
“Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang bertakwa dan orang-orang yang berbuat kebaikan”.
10. Pahala yang besar.
Ali Imran Ayat : 172
“Bagi orang-orang yang berbuat kebaikan diantara mereka dan yang bertakwa ada pahala yang besar”.
Ali Imran Ayat : 179
“Karena itu berimanlah kepada Allah dan rasul-rasul-Nya; dan jika kamu beriman dan bertakwa, maka bagimu pahala yang besar”.
11. Dihapuskan dosa.
Al-Maidah Ayat : 65
“Dan sekiranya Ahli Kitab beriman dan bertakwa, tentulah Kami tutup (hapus) kesalahan-kesalahan mereka dan tentulah Kami masukkan mereka kedalam surga-surga yang penuh kenikmatan”.
Ath-Thalaaq Ayat : 5
“barangsiapa yang bertakwa kepada Allah, niscaya Dia akan menghapus kesalahan-kesalahannya dan akan melipat gandakan pahala baginya”.
12. Terbebas dari kejahatan dan kesedihan – Az Zumar 61.
“Dan Allah menyelamatkan orang-orang yang bertakwa karena kemenangan mereka, mereka tiada disentuh oleh azab (neraka dan tidak pula) mereka berduka cita”.
13. Terbebas dari rasa takut dan sedih.
Al-A’raf Ayat : 35
“maka barangsiapa yang bertakwa dan mengadakan perbaikan, tidaklah ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati”.
Dan sejumlah janji-janji kebaikan yang bertebaran dalam berbagai surat Al Qur’an. Berulang kali pula Al Qur’an menyampaikan janji dalam bentuk jaminan sorga bagi orang-orang yang bertaqwa:
– Ath-Thuur 17.
“Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa berada dalam surga dan keni’matan”,
– Adz-Dzaariyat 15.
“Sesungguhnya orang-orang yang bertaqwa itu berada dalam taman-taman (syurga) dan mata air-mata air”,
– Al Mursalaat 41.
“Dan (mendapat) buah-buahan dari (macam-macam) yang mereka ingini”.
– An-Naba’ 31.
“Sesungguhnya orang-orang yang bertaqwa mendapat kemenangan”,
– Az Zumar 20.
“Tetapi orang-orang yang bertakwa kepada Tuhannya mereka mendapat tempat- tempat yang tinggi, di atasnya dibangun pula tempat-tempat yang tinggi yang di bawahnya mengalir sungai-sungai. Allah telah berjanji dengan sebenar-benarnya. Allah tidak akan memungkiri janji-Nya”.
Taqwa ialah patuh untuk melaksanakan semua perintah Allah dan patuh menjauhi semua larangan Allah.
Ciri orang yang taqwa atau Al Muttaqin, (indokator ketaqwaan) diterangkan oleh Al Qur’anul Karim pada ayat-ayat yang bertebaran dalam beberapa Surat Al Qur’an antara lain (Al Baqarah: 177, Ali Imran 133-135):
Al-Baqarah Ayat : 177
“Bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan barat itu suatu kebajikan, akan tetapi sesungguhnya kebajikan itu ialah beriman kepada Allah, hari kemudian, malaikat-malaikat, kitab-kitab, nabi-nabi dan memberikan harta yang dicintainya kepada kerabatnya, anak-anak yatim, orang-orang miskin, musafir (yang memerlukan pertolongan) dan orang-orang yang meminta-minta; dan (memerdekakan) hamba sahaya, mendirikan shalat, dan menunaikan zakat; dan orang-orang yang menepati janjinya apabila ia berjanji, dan orang-orang yang sabar dalam kesempitan, penderitaan dan dalam peperangan. Mereka itulah orang-orang yang benar (imannya); dan mereka itulah orang-orang yang bertakwa”.
Ali Imran Ayat : 133-135
“Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa”,
“(yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan mema’afkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan”.
Adzariyah Ayat : 17-18
“Dan (juga) orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menganiaya diri sendiri, mereka ingat akan Allah, lalu memohon ampun terhadap dosa-dosa mereka dan siapa lagi yang dapat mengampuni dosa selain dari pada Allah? Dan mereka tidak meneruskan perbuatan kejinya itu, sedang mereka mengetahui”.
Kesimpulan dari Ayat-ayat tersebut diatas, ciri orang yang taqwa itu ialah:
1. Iman yang mantap. Iman kepada Allah yakin akan adanya hari akhir.
2. Istiqomah melakukan sholat.
3. Rajin melakukan shalat malam dan istiqfar di waktu sahur.
4. Senantiasa siap memaafkan segala potensi yang ada dalam dirinya untuk menolong orang lain.
5. Siap memberikan harta yang masih dicintainya.
6. Siap memberikan harta dalam segala situasi pada saat untung atau rugi, pada saat lapang atau sempit.
7. Konsisten membayar zakat.
8. Konsisten memenuhi janji.
9. Sabar menghadapi kekurangan rizki dan menghadapi musibah.
10. Memilki kemampuan dalam pengendalian rasa marah.
11. Berjiwa besar, selalu siap memaafkan orang lain.
12. Sportif, mengakui kesalahan yang dilakukannya, meminta maaf kepada manusia, memohon ampun kepada Allah SWT.
Ada dua sikap yang secara eksplisit tersurat dalam Al Qur’an yang dapat mendekatkan diri seseorang kepada taqwa, membentuk jiwa seseorang menjadi taqwa, yaitu:
a. Berlaku adil – Al Maidah 8.
“Dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap sesuatu kaum, mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat kepada takwa. Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan”.
b. Pemaaf – Al Baqarah 237.
“Dan janganlah kamu melupakan keutamaan di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Melihat segala apa yang kamu kerjakan”.
Tentang adil. Allah berfirman:
Adil: Al An’am: 152, Annisa: 58, AnNahl: 90, Al Maidah: 58
Al-An’am Ayat : 152
“Dan apabila kamu berkata, maka hendaklah kamu berlaku adil, kendatipun ia adalah kerabat(mu), dan penuhilah janji Allah. Yang demikian itu diperintahkan Allah kepadamu agar kamu ingat”.
An-Nisaa Ayat : 58
“apabila menetapkan hukum di antara manusia supaya kamu menetapkan dengan adil. Sesungguhnya Allah memberi pengajaran yang sebaik-baiknya kepadamu. Sesungguhnya Allah adalah Maha Mendengar lagi Maha Melihat”.
An-Nahl Ayat : 90
“Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat kebajikan, memberi kepada kaum kerabat, dan Allah melarang dari perbuatan keji, kemungkaran dan permusuhan. Dia memberi pengajaran kepadamu agar kamu dapat mengambil pelajaran”.
Tentang pemaaf Allah SWT berfirman:
Pemaaf: At-Taghabun: 14
“dan jika kamu memaafkan dan tidak memarahi serta mengampuni (mereka) maka sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”.
Adil dan pemaaf itu akhlak para Nabi dan Rasul Allah, adil dan pemaaf itu unggulan sifat dan pribadi Khulafaurrasyidin dan para sholihin yang terdahulu.
Adil dan pemaaf selain menjadi indikator ketaqwaan seseorang sekaligus menjadi suatu proses pembinaan karakter seseorang untuk menjadi manusia yang pantas mendapatkan sejumlah janji Allah yang luar biasa itu. Adil dan pemaaf adalah ciri orang yang taqwa. Tidak mungkin seseorang menjadi taqwa tanpa adil dan pemaaf.
Hanya orang-orang yang adil dan pemaaf saja yang pantas menjadi manusia-manusia yang dirahmati Allah, yang diberkahi Allah, yang diampuni Allah. Hanya orang-orang yang adil dan pemaaflah yang pantas mendapat kemudahan dari berbagai kesulitan, jalan keluar dari berbagai kebuntuan, yang mendapat sinyal-sinyal ilahi ketika mengambil decision keputusan.
Berbahagialah mereka yang selalu pemaaf kepada setiap orang. Dan sebaliknya dzalim dan dendam adalah sikap hidup yang hina tak terpuji, sikap hidup yang dimurkai Allah SWT. Dzalim dan dendam bisa menjadi sumber bencana dan malapetaka kemanusiaan. Terlampau banyak contoh dalam sejarah bahwa dzalim dan dendam menjadi sebab bencana suatu bangsa.
Adil dan pemaaf adalah potret ketaqwaan seseorang.